Bung
Karno yang selalu berujar “ Aku butuh sepuluh pemuda maka aku akan guncangkan
dunia” seolah-olah hilang ditelan bumi. Perkataan itu kini hanya sebagai kiasan
semata, jati diri pemuda yang dulu berapi-api telah hilang. Bagaimana tidak ?
Kehidupan pemuda sekarang telah dimanjakan dengan kemajuan teknologi serta
globalisasi yang mampu menggoyangkan semangat serta rasa nasionalis mereka.
Bahkan, tak jarang dari mereka lupa dengan sejarah.
Segala aspek kehidupan telah dipengaruhi
dengan budaya barat yang notabene
berbeda dengan ideologi dari Indonesia. Modernisasi mulai menggerogoti setiap
tulang rusuk dari orang pribumi. Sedikit demi sedikit kita terjajah tanpa kita
sadari.
Sikap
Generasi Kini
Pandangan dan sikap hidup yang
bersangkutan dengan kehidupan kini, mayoritas dipengaruhi oleh kehidupan
modern. Sedangkan kehidupan modern adalah kehidupan yang didominasi oleh
peradaban barat, inilah maksud modernitas. Tidak jauh dengan pengertian
tersebut, jika kita teropong lebih dalam pemuda sekarang sedang mengalami
modernitas yang cara pandang serta sikap mereka berbeda dengan kehidupan orang
Indonesia.
Cara pandang pemuda yang kini tidak
ingin hidup sulit namun menginginkan semua hal yang instan bukanlah jati diri
yang diinginkan oleh para pemuda terdahulu. Mereka mencoba mempertahankan
Indonesia agar terlepas dari jajahan Belanda maupun Jepang maka terciptalah hari
Sumpah Pemuda yang selalu diperingati tanggal 28 Oktober. Tidakkah iri jika kita
melihat perjuangan serta semangat mereka yang pantang menyerah meraih milik
mereka kembali.
Segala pengaruh yang datang seperti
narkoba, datangnya budaya luar serta kemajuan teknologi memberikan dampak
kehidupan yang besar kepada generasi yang sekarang. Karakter sebagai orang
Indonesia mulai hilang sehingga menjadilah kita termasuk budaya pop. Seseorang
mulai meniru segala sikap, cara berpakaian serta cara pandangan mereka terhadap
budaya asing.
Begitu pula dengan aksi pemuda atau
mahasiswa yang kurang tepat dalam mengkritik pemerintah seperti berdemo dengan
tujuan menyampaikan aspirasi mereka namun tidak melihat dampak di sekitar
mereka. Jika kita melihat pemuda dulu, mereka selalu memikirkan dengan matang
sebelum melakukan tindakan, selalu bermusyawarah menentukan jalan mana yang terbaik.
Pemuda sepatutnya sebagai penyelamat rakyat bukan sebagai pelaku provokator.
Jalan
Keluar
Setiap
tanggal 28 Oktober selalu diperingati sebagai hari sumpah pemuda, guna
memperingatkan generasi kini dalam sejarah pemuda yang bersemangat untuk melakukan
perlawanan terhadap Belanda. Yang mengaku bertanah air Indonesia, berbahasa
Indonesia serta berbangsa Indonesia.
Untuk menyelamatkan generasi
sekarang agar tidak terlena dalam putaran globalisasi maka sepatutnya orang tua
selalu mengingatkan kepada mereka akan pentingnya sejarah. Dengan sejarah,
secara tidak sadar rasa cinta mereka terhadap Indonesia akan terbentuk. Keadaan
psikologis mereka dengan kedekatan orang tua pun juga akan semakin erat karena
bentuk perhatian orang tua yang selalu dibutuhkan oleh anak.
Selain dalam mengingatkan sejarah,
agar tidak terjerumus dalam hal yang negatif seperti narkoba maka penting
sekali dalam memilih pergaulan. Sekedar informasi, Indonesia merupakan
persinggahan utama dalam penyebaran narkoba maka dari itu, banyak berita yang
selalu bermunculan dalam hal penemuan narkoba yang disendupkan. Pergaulan
sangat penting dalam menentukan kehidupan seseorang.
Intinya, sebagai generasi penerus
perlulah kita mempelajari dan mengetahui sejarah. Jangan sampai terjerumus kedalam
modernitas barat serta mampu memfilter budaya yang masuk tanpa permisi.
terbit di Swara Kampus (Kedaulatan Rakyat)