Sabtu, 14 Oktober 2017

Saya Akan Gagal Sebagai Perempuan Jika...

Assalamu’aikum warrahmatullahi wabarakatuh

Maafkan kalau isi blog saya banyak menceritakan pengalaman diri saya sendiri. Karena saya menuliskan semua itu sebagai pengingat bahwa dulu saya pernah berjanji ini, ini dan ini. Dengan menuliskannya disini, saya bisa mengingat kembali dan mencoba mengoreksi diri saya apa yang sudah saya tinggalkan. Jikapun ada yang saya tinggalkan, saya mencoba untuk kembali menjadi diri saya yang dulu. Tidak hanya untuk saya pribadi saja, namun saya juga ingin berbagi ke temen-temen semoga dengan tulisan saya juga bisa menginspirasi untuk menjadi orang yang lebih baik lagi.
Kali ini saya menulis sesuatu hal yang sangat sensitif. Mungkin beberapa akhwat juga pernah melakukannya dan merasakan hal yang sama, maybe. Ini adalah sebuah tulisan untuk mengingatkan diri saya ketika berhadapan dengan lawan jenis. Yang saya maksudkan disini adalah pujian. Ya, mungkin kita semua pernah sekali, dua kali atau lebih mendapatkan pujian dari laki-laki dan pastinya itu hanya gombal saja atau bisa dibilang modus.

Temen-temen, saya yakin kecantikan kalian itu memang berbeda dengan bidadari surga jika kalian patuh dengan Allah. Walaupun kita banyak dosa, selagi kita punya kesempatan kapan kita bisa bertaubat.

Baiklah, kembali ke topik sebelumnya bahwa kadang kita terlena dengan pujian seorang laki-laki. Kita terlena dan secara tidak sadar kita menjurus ke ujub. Astahgfirullah. Kita menganggap bahwa pujian adalah pujian dan membuat kita semakin melayang dan merasa kurang. Dengan rasa yang ingin tampil lebih baik dan selalu menampakkan diri ke sosial media dengan cara mengupload foto selfie agar dapat pujian dari laki-laki, itu apa? Siapa yang bakal mendapatkan pahala dari itu? Justru perilaku seperrti itu malah menenggelamkan diri kamu sebagai perempuan.

Jujur, saya merasa gagal ketika ada laki-laki yang baik sengaja ataupun tidak sengaja memuji, melihat dengan tatapan yang berbeda dan sebagainya. Saya gagal jadi seorang perempuan yang sesuai dengan perintah Allah. Kenapa gagal? Karena, saya seorang perempuan akhir zaman yang mana perempuan akhir zaman adalah fitnah terbesar bagi laki-laki. Kalau saya saja sudah membuat mereka terlena, apalah diri ini ternyata fitnah itu benar-benar kejam. Saya merasa berdosa ketika laki-laki  tidak bisa menjaga pandangannya karena saya. Saya merasa hina saya merasa gagal saya merasa begitu menyedihkan dihadapan Allah ketika dihadapkan dengan pujian semacam itu.

Kenapa perempuan akhir zaman itu adalah fitnah bagi laki-laki, saya tidak merendahkan diri saya ataupun kalian justru itu mengingatkan saya bahwa penghuni neraka paling banyak adalah perempuan. Adapun kejelasan mengenai perempuan sebagai berikut,

Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “ Aku tidaklah meninggalkan cobaan yang lebih membahayakan bagi laki-laki selain dari (cobaan berupa) wanita”  Hadits tersebut diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

Kenapa perempuan itu begitu menakutkan, karena sebenarnya perempuan itu istimewa. Perempuan itu berlian dan perempuan dunia itu bahkan jauh lebih cantik daripada bidadari surga. Tapi jika perempuan sudah terjerumus dalam kesesatan, Subhanallah itu menjadi fitnah bener-bener fitnah yang paling nyata ketika di dunia.

Berlenggak-lenggok dengan pakaian ketat, rambut tergerai, riasan tebal, perhiasan dimana-mana bahkan pakaiannya pun sangat minim. Naudzubillah, ini lah yang menjadi salah satu perilaku yang harus dihindari oleh seorang muslimah.

Sudah saya singgung bahwa perempuan itu berlian, tentu kita sudah mendengarkan kisah Khadijah. Dari Khadijah kita bisa belajar banyak dari beliau untuk menjadi istri yang shalihah, seorang muslimah yang taat kepada Allah, dia adalah berlian. Maka dari itu, untuk menjadi berlian kita juga harus menjaga diri kita sendiri, menjauhi apa yang Dia larang, menjaga jarak dengan laki-laki bukan mahramnya, taat kepada suami selama suami tersebut taat kepada Allah dan masih banyak lagi.

Itu lah salah satu kesedihan saya, saya sedih saya takut ketika laki-laki memuji tapi saya lebih takut ketika Allah membenci saya.

Tulisan ini adalah cerita kesedihan saya yang kesekian dan kesekian. Saya menuliskannya karena saya ingin berbagi karena saya ingin mengingatkan diri saya pribadi dan kalian. Maafkan jika tulisan saya menyinggung kalian

Dari beberapa tulisan saya, apakah temen-temen ada masukan? Atau temen-temen ukhtifillah bisa berbagi pengalamannya tentang hal yang sama kepada saya 😊

Semoga yang membaca tulisan ini selalu dirahmati Allah subhanahu wata'ala. Aamiin

Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh