Sabtu, 19 November 2016

Aksi Damai 411 Bentuk Cinta Kita Pada Allah

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

“Nikmat Tuhan mana yang kau dustakan” (Ar-Rahman@13)

Sepertinya, disetiap aku menulis blog ada potongan surat ini ya? Hihi, cuman pengen ngingetin aja sih, jangan lupa untuk bersyukur hari ini. Oya, saya ingin bercerita sedikit tentang penistaan agama. Yah, beberapa hari lalu tepatnya 4 November 2016, Umat Islam menggelar aksi damai ke dua di Jakarta untuk menuntut keadilan kepada pemerintah soal gubernur DKI yang sempat mengatakan tentang al-maidah ayat 51 di pulau seribu.

Saya sendiri  sebenenarnya ingin ikut, tapi posisi bingung. Karena saya yakin tidak diperbolehin untuk kesana; kedua saya juga belum ijin ke kantor. Jadi, yang bisa saya lakukan adalah menyiarkan keadaan sebenarnya via media sosial terutama facebook. Sehari saya terus ngeposting tentang keadaan saudara-saudara muslim yang sedang beraksi disana.

Subhanallah, penuh kejadian yang luar biasa terjadi selama aksi damai itu berlangsung. Yakin lah bahwa ini juga ada campur tangan dari Allah. Dengan kuasa-Nya diatas para aksi damai tampak lafadz Allah. Allahu Akbar, Masya Allah. Lalu apa lagi yang harus diingkari lagi, dengan ijin Allah aksi damai ini berjalan dengan mulus.
Sepanjang aksi damai, peserta selalu mengumandangkan dzikir, shalawat dengan pakaian serba putih. Subhanallah suasana terlihat seperti di sekitar ka’bah. Saling berbagi seperti aparat yang berbagi minum, air wudhu untuk jamaah aksi damai yang ingin melaksanakan shalat adapula jamaah aksi damai yang ikut berbagi makan kepada aparat. Disitu juga ada orang china juga loh. Aa’ gym beserta santrinya juga ikut turun ke jalan sambil mungutin sampah, adapula yang bawa taneman. Takutnya nanti diliput media  terus dikatain merusak tanaman. Dan satu lagi, ketika ada orang non-muslim yang ingin melaksankan upacara pernikahan di katedral yang kebetulan tempat yang satu wilayah dengan aksi damai. Apa yang para saudara kita disana lakukan? Mencegah? Tidak. Melarang mereka lewat? Salah. Justru saudara kita disana memberikan jalan sampai mereka masuk ke dalam katedral. Subhanallah, ini bentuk toleransi bukan? Lalu kenapa dikatakan kita tidak toleransi? Astaghfirullah, maafkan mereka yang selalu memojokkan umat muslim yang turun jalan pada aksi damai 411.

Sekedar informasi sih ya, kemarin itu nggak dibayar loh. Katanya umat muslim yang aksi kemarin dibayar 500.000. Udah kitab umat Islam dihina terus  difitnah kalau aksi damai kemarin dibayar RP.500.000 perorang. Siapa yang bakal bayar sebanyak itu buat jutaan orang ??? Astaghfirullah
Sungguh itu mulut yaaa...kalau dibiarin sepertinya bakal semakin memecah belah masyarakat Indonesia deh. Sebenernya siapa sih yang memecah belah, oknum mana yang kuat membayar setiap orang 500.000 ke jutaan orang saat itu? TIDAK ADA. Ini panggilan hati, inilah ghirah umat Islam jika sudah mengusik agama kami, kitab kami, aqidah kami. Kemarin umat Islam  beraksi dengan damai, bahkan di setiap tempat terdapat komando. Komando buat jaga  para jama’ah agar tetap beraksi sesuai dengan instruksi. Ini aksi damai yang diajarin oleh Islam, benar-benar tenang. Bayangkan saja, dari belahan Indonesia berkumpul, tanpa mengenal tanpa pernah bertemu berkumpul di satu tempat. Datang karena  tujuan, rasa dan ghirah yang sama. Subhanallah, ini bentuk kuasa Allah. Baru satu ayat yang Allah tunjukkan, sudah jutaan umat yang ikut merasakan.

Saya yang hanya bisa turut ikut via media sosial saja ingin turun ke jalan ikut sama mereka, rasanya tuh Subhanallah indah. Susah banget buat mendeskripsikan suasana disana, baru kali ini saya melihat aksi yang benar-benar damai tanpa ada rusuh.

Tapi yah, saya baru benar-benar menyadari ternyata rasa yang saya rasakan tidak semua orang bisa merasakan khususnya yg beragama Islam. Ada yang beranggapan, “jangan memecahbelah rakyat Indonesia, damailah Indonesiaku” seolah-olah tidak suka dengan aksi damai. Padahal aksi damai itu cuman ingin mengaspirasikan suara kami untuk menegakkan keadilan kepada orang yang sudah menistakan Al-Qur’an, kitab kami. Ada pula yang bilang “Allah itu maha pemaaf, yaudah maafin aja ah*k” Astaghfirullah, orang seperti ah*k yang mulutnya sangat kasar seperti itu bahkan sampai mengatakan “DIBOHONGI PAKAI SURAT AL-MAIDAH AYAT 51” harus dihukum. Logikanya gini deh, kalau ibu atau anggota keluarga kamu dinistakan, apa kamu bakal diam dan memaafkan begitu saja. Saya yakin dari kalian pasti akan menghajar orang itu. Kenapa harus menuntut penista agama, karena ini juga untuk pembelajaran bagi kita semua. Takutnya, jika akan dibiarkan maka akan semakin banyak orang yang menggampangkan untuk menistakan agama orang lain. Bukankah jika dibiarkan akan memecahbelahkan rakyat Indonesia? Bukankah kalian menginginkan Indonesia damai? Tegakkan hukum yang ada di Indonesia! Ini sudah melanggar Pancasila, sila 1 “Ketuhanan Yang Maha Esa”
Kenapa saya bisa bilang seperti itu, karena ini menyangkut agama umat muslim, aqidah. Jika sudah dijelekkan/dinistakan berarti goyah sudah sila 1 dari Pancasila. Bukankah pancasila merupakan pedoman negara Indonesia?

Semoga, yang belum merasakan nikmatnya aksi damai kemarin segera dibukakan pintu hatinya dan merasakan betapa nikmatnya umat Islam berkumpul.
Oiya, kami mohon do’anya untuk aksi damai III pada 2 Desember 2016 mendatang. Jika Pak Presiden tidak memenjarakan Ah*k maka umat muslim kembali akan menyuarakan penegakan hukum. Kenapa ah*k sudah status tersangka tetap saja bebas berkeliaran bahkan berkampanye? Astaghfirullah, benar-benar yah hukum disini dikendalikan dengan tidak semestinya.
Ini bentuk suara saya ya, saya lebih percaya dengan ulama daripada omongan-omongan yang nggak sejalan namun menginginkan Indonesia damai tanpa melakukan apa-apa. Saya setuju penista agama dihukum, dipenjarakan.