Rabu, 13 September 2017

Suratku Untuk Kamu, Calon Imamku

Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Hai kamu...
Entah siapa saat ini, aku sangat menunggu kehadiranmu. Tahu kah? Rindu menyesakkan dada ketika menyebut namamu dalam do’a tanpa tahu siapa kamu sebenarnya. Namamu, dimana kamu tinggal semua masih rahasia. Tapi kenapa aku begitu rindu ingin berjumpa denganmu? Ini lah semua ujian bagiku yang sedang menunggu sebuah penantian. Aku hanya yakin bahwa Allah akan mempertemukanku denganmu di waktu dan disaat yang tepat.

Kamu...
Apa kesibukanmu sekarang? Aku berharap kamu sibuk bermunajat di setiap sepertiga malam, menyibukkan diri berduaan dengan Pencipta Semesta Alam. Bukankah berbicara berdua dengan-Nya adalah sebuah moment teromantis yang pernah ada di dunia? Aku pun sama, saking cintanya aku pada-Nya aku memohon setiap akan tidur untuk berjumpa dengan-Nya disepertiga malam. Begitu lah cintaku pada-Nya yang bisa aku jelaskan walaupun itu belum apa-apa dibandingkan cinta-Nya kepada hamba yang Ia kehendaki. Aku harap kamu selalu curhat kepada-Nya, karena aku ingin kita berjumpa karena-Nya. Cintailah Dia maka aku akan mencintaimu dengan tulus.

Kamu...
Yang kelak akan menjadi imam dalam rumah tanggaku. Aku harap, kamu sekarang selalu menjaga pandangan karena aku disini juga berusaha menjaga pandanganku walaupun aku juga masih belajar. Begitu banyak perempuan selalu menyapamu tapi yakinlah dari sekian banyak perempuan itu, aku disini sedang menantimu. Aku hanya yakin bahwa kamu tidak akan berpaling kepada perempuan-perempuan itu, karena kamu adalah jodohku. Begitu lah janji Allah, Dia yang telah menuliskan kita di lauh Mahfudz. Tidak mungkin untuk bertukar dengan cara apapun. Saat ini aku sedang berusaha memantaskan diri karena aku ingin berjumpa denganmu dalam keadaan baik. Karena Allah telah berjanji bahwa perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik. Semoga, kamu selalu menjaga pandanganmu dan sedang memantaskan diri agar kelak kita bisa berjumpa dalam keadaan yang baik sesuai dengan perintah-Nya.

Kamu...
Yang akan menjadi ayah dari anak-anakku. Jadilah seorang laki-laki yang seperti Rasulullah shallallahu ‘alaihiwassalam. Walaupun aku sadar, bahwa tidak ada orang yang memiliki akhlak sempurna seperti beliau namun sungguh mencontoh akhlak rasul adalah perbuatan yang mulia. Aku sendiri pun selalu rindu ingin melihat beliau terutama ketika sebuah rewiyat menceritakan tentang beliau. Sungguh indah akhlak beliau, jadilah laki-laki yang selalu mengikuti al-Qur’an dan sunnah. Karena kelak kamu akan menjadi ayah dari anak-anakku, karena kamu kelak akan menjadi contoh terbaik bagi keluargamu.

Kamu...
Apakah kamu lelah bekerja? Jika iya, ingat lah bahwa setiap tetesan keringatmu kelak menjadi saksi di akhirat. Maka, jadikanlah segala usaha sebagai ibadah karena kelak ia akan menolongmu. Begitu juga kelak, ketika kamu membanting tulang untuk kebutuhan keluargamu. Niatkan lah itu semua untuk beribadah kepada Allah bukan karena keluargamu karena kelak kamu hanya akan menghadap kepada-Nya dengan beban keluarga dibelakangmu. Tanggung jawabmu sungguh berat tapi disini aku akan selalu bersamamu jika kita sudah dalam ikatan halal.

Hai kamu...
Kapan kamu akan datang? Aku harap kita berjumpa ketika benar-benar mengenal Allah dan Rasulullah dengan baik. Dengan begitu aku mampu mencintaimu dengan sempurna. Sebab, ridha suami adalah ridha Allah bagiku kelak.

Kamu...
Tegurlah aku kelak jika aku melakukan banyak kesalahan. Apabila aku berbicara lantang, lembutkanlah aku dengan caramu. Jika aku kasar, haluskanlah aku dengan sikapmu yang lembut. Jika aku keras kepala, redakan aku dengan do’a-do’amu. Sungguh aku hanya ingin mendapatkan ridha darimu kelak, calon imamku.

Disini, aku akan berusaha belajar dan meneladani dari Khadijah, Aisyah, Maryam dan Fatimah binti Muhammad saw. Karena perempuan-perempuan itu adalah perempuan yang paling mulia dan sudah dijanjikan surga. Walaupun aku bukanlah perempuan yang memiliki akhlak yang sempurna namun aku akan berusaha menjadi seseorang yang bahkan bidadaripun cemburu padaku. Itu adalah cita-citaku untuk dunia dan akhiratku.

Ini lah suratku untukmu yang entah siapa kamu saat ini. Sampai bertemu di lain waktu, calon imamku. Kita akan bertatap muka saat kita benar-benar diridhai-Nya untuk bertemu. 😊

0 komentar:

Posting Komentar