Kamis, 23 Maret 2017

Terus lah Melangkah, Karena Orang Tua Ada Selalu Di Belakangmu



Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Sahabatku, beberapa waktu lalu saya melihat cuplikan video tentang ibu di salah satu beranda akun sosial media saya. Jelas itu akan mengingatkan saya kepada sosok perempuan yang sejak kecil memarahi saya, menasehati saya mengenai memilih teman yang benar, akan terus ngomel jika saya manja dan banyak lagi. Namun, itu semua hanya kenangan bagi saya sahabatku. Saya hanya bisa membayangkan wajahnya saja, mengingat setiap cuplikan film ciptaan Allah saat saya masih bersama beliau, Subhanallah.

Dalam postingan video tersebut tertuliskan “Jangan pernah berhenti untuk menjalankan hidup, sebelum semuanya berakhir terus kejarlah mimpi kita. Percayalah setiap perlakuan baik yang kita lakukan didunia pasti beliau ikut bangga disana. Tapi ingat satu hal, jangan pernah berhenti mendo’akan orang tua kita yang telah tiada. Tetap semangat walaupun sangat begitu berat😊”

Kalimat itu telah mewakilkan saya untuk disampaikan kepada sahabat-sahabatku yang masih memiliki kedua orangtua. Itu adalah surat dari hati kecil hati saya untuk sahabatku yang merasa sedih, meratapi salah satu orang tuanya yang telah tiada.

Sahabatku, saya tahu gimana rasanya ditinggal oleh orang tua kita. Sesak di dada setiap kali rindu menerpa, rasanya ingin memeluk sosok yang sedang kita rindukan. Tapi sahabatku, jujur saya sangat tidak suka bagi siapa saja yang merasa berlebih dalam bersedih, berlebihan dalam rindu, meratapi kepergiannya “Kenapa beliau meninggalkan saya...andaikan beliau disini..” dan masih banyak lagi.

Sahabatku, tahu kah bahwa sikap semacam itu amatlah tidak disuka oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam?  Bahkan dalam Hadits Riwayat Bukhari no. 1209 “.....Nabi  Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: Barangsiapa yang meratapi mayat maka mayat itu akan disiksa disebabkan ratapan kepadanya”

Sahabatku, itu lah salah satu alasan saya untuk tidak merasa sedih atas kepergian salah satu orang tua saya yaitu ibu. Alasan yang sesungguhnya untuk tidak merasa sedih bahwa ibu adalah milik-Nya. Apa hak saya untuk mengelak  takdir yang memang telah diambil-Nya kembali? Saya seorang hamba, sedangkan Ibu  adalah orang yang memang dititipkan oleh Allah untuk mendidik, membesarkan saya sampai dewasa. Dan setelah saya dewasa, Allah mengambilnya kembali. Saya banyak mengambil hikmat atas takdir Allah yang datang saat itu. Saya sangat yakin, itu adalah pemberian dari-Nya yang paling baik kepada saya, keluarga saya.

Mungkin sahabatku yang sempat melayat kerumah saya, justru saya tidak tampak kesedihan dan terlihat tegar. Justru saya sangat berterimakasih kepada sahabat-sahabat saya yang menghibur saya dan membuat saya tertawa pada saat itu. Walaupun tiga hari kemudian, saya merasakan betapa sepinya rumah tanpa seorang ibu. Iya, dia adalah salah satu alasan untuk pulang ke rumah. Namun sekarang, untuk pulang pun rasanya sudah berbeda. Saya tidak bisa melihat lawakan, cerita atau sekedar melihat seorang perempuan yang duduk di kursi sambil meratapi sesuatu yang entah apa itu.

Tenang sahabatku, saya tidak sedih karena saya tidak ingin melihat ibu saya yang sudah berada di dunia sana merasa tersiksa dengan kesedihan saya. Tidak, cukup Allah yang Maha Tahu kerinduan saya kepada beliau. Hanya untaian do’a untuknya yang bisa saya mohonkan kepada Allah subhanahu wata’ala. Merayu-Nya agar beliau diberikan tempat terbaik, mengampuni segala kesalahannya selama di dunia. Ya, saya tegar saya kuat saya akan melakukan apapun untuk membahagiakannya, membanggakannya dan tidak membuatnya bersedih atau sakit dengan apa yang saya lakukan disini.

Ya Allah, genggamlah tangan saya untuk terus tegar. Peluklah saya agar terus kuat dan pijakkan kaki saya dengan penuh kekuatan agar saya mampu melangkah dengan tegas dan maju terus ke depan.

Sahabatku, sungguh saya sangat iri dengan kalian yang masih memiliki ibu, sebab kalian masih memiliki keberkahan do’a dari seorang ibu. Maka dari itu, saya mohon kepada sahabatku untuk terus menyemangati kedua orang tua kalian. Membuat mereka bahagia setiap kalian menjumpai mereka. Jika kalian merantau, seringlah memberikan kabar kepada mereka. Sering ucapkan kalimat yang menyentuh kepada mereka seperti “Saya sayang kalian, bu, pak”. Kalahkan gengsi kalian dan katakan kalimat yang kelihatannya sepele namun dampaknya kepada orang tua sungguh luar biasa.

Terimakasih sahabatku yang sudah mau membaca tulisan saya ini. Saya hanya ingin sahabatku terua optimis dan terus melangkah maju kedepan. Tidak bersedih hati atau meratapi kepergian orang tua. Dan bagi sahabatku yang masih memiliki orang tua, saya hanya ingin mengingatkan betapa pentingnya keberadaan mereka. Sebelum terlambat, bahagiakan mereka dengan cara apapun dan terus do'akan mereka.

Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh😊

0 komentar:

Posting Komentar