Sabtu, 25 Maret 2017

Tips Untuk Yang Hijrah Dari Pacaran Tidak Halal

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh sahabatku

Sehat kan sahabat? Saya? Alhamdulillah luar biasa masih diberikan nikmat kesehatan oleh Allah. Jangan lupa untuk bersyukur setiap hari ya biar tambah semangat dan Allah terus menyayangimu.

Sahabatku, sejak kapan kamu merelakan pandanganmu untuk lawan jenis yang belum berhak ada disampingmu? Sejak kapan kamu menghalalkan dirimu untuk memberikan dia perhatian khusus padahal dia tidak seharusnya mendapatkan itu darimu? Sahabatku, apa yang sedang kamu kejar saat bersama orang yang belum halal untukmu?

Sahabatku, tentu lah sulit untuk melepas orang yang kita suka, bukan? Tapi, Allah sudah menjanjikan orang yang tepat untukmu. Lalu kenapa kamu memilih orang yang belum tentu Allah meridhainya? Sahabatku, jika saat ini kamu mulai terketuk hati untuk hijrah dari perbuatan yang tidak Allah suka ini maka mulailah dari sekarang walaupun itu sangat berat bagimu.

Sahabatku, saya juga pernah melalui tahap seperti ini. Harus benar-benar meninggalkan orang yang kita suka karena memang itu belum waktunya. Ya, Allah belum memberikan kita ijin untuk bersama orang yang belum halal bagi kita. Tidak perlu saya ceritakan kan bagaimana rasanya? Saya yakin sahabat tahu bagaimana rasanya.

Jika memang sahabatku khususnya bagi kalian perempuan yang  sedang menyukai seseorang, cukuplah do’a yang menjadi penghubung kerinduan kalian. Menyerahkan semuanya kepada Allah adalah jalan yang paling tepat.

Lalu bagaimana cara untuk meninggalkan orang yang kita suka? Bagaimanan caranya untuk hijrah dari semua itu? Sahabatku, ini adalah sekedar pengalaman yang pernah saya alami. Mungkin sahabatku bisa mencontohnya ya, Insya Allah semoga berhasil.

Pertama, putuskan orang yang saat ini sedang kamu anggap sebagai seorang pacar. Sahabatku, pacaran yang syar’i itu tidak ada, saya mohon jangan terus menghalalkan alasan semacam itu. Saya banyak menemui sahabat-sahabatku yang memiliki pandangan untuk menikah, namun yang sangat disayangkan dari mereka adalah berpacaran. Diantara mereka pernah bilang, “Saya sama pacar saya juga sering membahas nikah. Pacar saya juga pernah bilang akan menikahi saya pada waktu yang tepat”

Saya jadi teringat dengan kisah romantis ustadz-ustadzah dari teman saya. Saat itu, ustadz-ustadzah tersebut masih dibangku kuliah. Mereka sering mengajar TPA ditempat yang sama, hingga pada waktunya  mereka harus berpisah karena sudah sama-sama lulus kuliah. Saat itu, si ustadzah harus kembali ke kampung halamannya di Riau sedangkan ustadz tetap tinggal di Yogyakarta.  Sebelum mereka berpisah, ustadz tersebut sempat bilang kepada si ustadzah kalau dia menyukainya lalu ustadzah menjawab, “Saya harus kembali ke kampung halaman saya di Riau, kalau pun kita berjodoh Insya Allah Allah akan mempertemukan kita kembali”

5 tahun mereka tidak pernah bertemu kembali namun mereka sering bertegur sapa melalui sepucuk surat. Sempat ustadzah sedang ta’aruf dengan seorang dokter, ketika mereka bertemu di suatu tempat secara tidak sengaja ustadzah tersebut melihat ustadz sedang menatapnya. Begitu pula dengan si ustadz, ketika dia akan melamar seorang perempuan dia gagal dan seperti melihat si ustadzah. (Saya tidak tahu dengan maksud ini ya, mungkin saja ini halusinasi. Ambil sisi positifnya aja ya)

Sampai suatu ketika, temannya mengajak si ustadz untuk pergi ke Riau. Lantas ustdaz teringat dengan ustadzah yang tinggal di Riau. Dengan berani ustadz berkata kepada temannya tentang alamat dari ustadzah apakah ada orang yang kenal dengan keluarga dari ustadzah. Subhanallah, dengan ijin Allah semua itu terjawab. Orang yang mengajak ustadz tersebut mempunyai teman yang kenal dengan keluarga ustadzah. Disaat ustadz akan kembali ke Yogyakarta, dia sempatkan untuk mengunjungi rumah si ustadzah.

Mereka pun mengobrol mengenai kesibukan masing-masing selama 5 tahun terakhir. Dan juga menceritakan kejadian aneh yang terjadi kepada mereka. Sontak hal itu membuat si ustadz yakin untuk meminang ustadzah. Pada akhirnya, sebelum kembali ke Yogyakarta si ustadz memberanikan diri mengatakan kepada kedua orang tua si ustadzah untuk berniat mempersunting anak  mereka.

Hikmat dari cerita ini ya sahabatku, sejauh apapun kalian berada kalau Allah sudah menetapkan  kalian berjodoh maka Allah akan mempertemukan. Tidak perlu melalui pacaran kan, cukup berteman. Kalau pun berjodoh maka dengan sendirinya  kalian akan bertemu di pernikahan.

Untuk memulai hijrah ini, niatkan pada diri karena Allah dan Bismillah.

Kedua,  Berusaha untuk tidak memberikan perhatian atau sering-sering menghubungi dia. Ya sahabat, ketika kalian sering menghubungi orang yang kita suka justru ada rasa yang dapat menyebabkan kita berdosa. Alangkah baiknya untuk tidak sering berkomunikasi untuk menghindari sebab-sebab semacam itu.

Ketiga, mulai berteman dengan orang yang sholeh/sholehah ya agar perjalanan hijrahmu tidak terpotong di jalan. Kadangkala kamu bisa futur karena memilih berteman dengan orang yang salah, untuk menghindari hal semacam itu maka pilih teman yang benar-benar memiliki visi yang sama denganmu yaitu ingin lebih mendekatkan diri kepada Allah. Ya, orang-orang juga akan menilaimu dengan siapa kamu berteman kan? Selain kamu bisa beristiqomah karena dukungan teman hijrahmu, kamu juga akan mendapatkan banyak ilmu serta pengalaman dari mereka. Dengan begitu Insya Allah, hatimu akan terus bersemangat untuk terus mendekatkan diri kepada Allah. Seiring waktu kamu akan menikmati kesendirian dan tidak terbelenggu perasaan yang sebelumnya dirasa berat.

Keempat,  berpuasa. Sahabatku, dengan berpuasa maka kamu akan bisa mengendalikan emosi kamu. Bahkan dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim mengatakan bahwa “Abdullah ibnu Mas’ud Radiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallahi ‘alaihi wa Sallam bersabda pada kmi: “Wahai generasi muda, barangsiapa diantara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia kawin, karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaknya berpuasa, sebab ia dapat mengendalikanmu.””

Kelima, memperbanyak istighfar. Sahabatku, dengan kamu memikirkannya setiap saat tentu akan menimbulkan perasaan yang  justru menggebu-gebu. Hal ini justru tidak baik buat sahabatku kan? Perbanyak mengucapkan istighfar dan memohon ampunan kepada Allah. Menyadari bahwa semua itu adalah kesalahan sebelum halal. Merindukan atau pun mencintai dengan berlebihan adalah sebuah kesalahan yang dapat menjerumuskan sahabat kepada dosa. Ya, kita saja telah diperintahkan untuk menundukkan pandangan yang berarti dengan memandangnya saja kita sudah berdosa karena sudah termasuk zina mata. Masa’ mau sih berperilaku semacam itu, terlebih ada zina-zina lain kalau tetap melakukan pacaran sebelum halal, iya bukan? Contoh seperti berduaan, ada yang mungkin gandengan tangan dan masih banyak kemungkinan lain lagi.

Sahabatku, dengan menyadari bahwa itu semua adalah kesalahan justru kita akan semakin mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wata’ala. Karena kita menyadari betapa besar kesalahan/dosa yang telah kita perbuat pada masa lalu. Dengan kesadaran semacam ini lah yang akan membangkitkan semangat kita untuk tetap istiqomah.

Keenam, Jika sahabat mencintai seseorang cukup berdo’a kepada Allah bahwa dia adalah jodoh kamu. Kalau pun bukan, terus berdo’a kepada Allah untuk bertemu dengan seorang yang lebih baik daripadanya. Dengan begini ya sahabat, kamu akan lebih ikhlas untuk tidak terikat kepadanya. Kamu akan bisa dengan lega menerima keadaan yang saat ini membingungkanmu. Tidak akan ada pertanyaan “Bagaimana kalau dia bukan jodohku” yang akan mengganggumu. Kamu akan lebih bijaksana dan tenang ketika mendapatkan pertanyaan mengenai jodoh. Cukup katakan dalam hati dan hanya Allah yang mengetahuinya. Tidak ada yang lebih baik daripada itu.

Ketujuh, terus memperbaiki diri. Ya dengan sibuk memperbaiki diri kamu akan lupa dengan tujuan sebelumnya..ehm dalam artian tujuan pacaran ya... Allah telah berjanji kan kepada hambanya, bagi laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik atau sebaliknya. Masa’ kamu nggak ingin menjadi perempuan yang  baik untuk laki-laki yang baik?

Sahabatku, kalau dia adalah laki-laki yang baik menurutmu belum tentu baik bagi Allah. Agar Allah mempertemukan dengan laki-laki yang baik maka kamu juga perlu menjadi yang lebih baik. Insya Allah semua akan ada hikmat dari penantian dan kesendirianmu. Ya, semua itu ditujukan karena Allah bukan karena ingin mendapatkan dia ya. Jangan salah niatnya..hehe

Sahabatku, saya sendiri bukan seorang yang sempurna, seutuhnya baik atau pun yang baik-baiklah ya. Ini semua karena Allah Maha Baik menutup aib-aibku. Kalau saja aib itu terlihat dan berbau, saya yakin sahabat pasti tidak mau mendekatiku. Semua itu karena kebaikan-Nya, Masya Allah. Semua orang  berhak untuk menjadi lebih baik seperti halnya dengan sahabatku semua.

Mari bersama-sama untuk berbenah diri agar kelak saat berumah tangga kita semua bisa menjaga keluarga kita karena Allah Subhanallahu wata’ala. Dan berharap bisa berkumpul di surga dengan wajah berbinar-binar. Masya Allah, membayangkan surga aja sudah bahagia bagaimana rasanya kalau benar-benar tinggal disana, iya kan? Tentu sahabatku, itu semua adalah impian. Namun kita masih harus melewati terminal tempat pemberentian selanjutnya. Sedangkan sekarang saja kita sedang berhenti di terminal dalam waktu yang singkat. Astaghfirullah. Maka dari itu, menyadari bahwa dunia ini adalah fana sangatlah penting. Dari sini tabungan untuk akhirat mulai dipupuk.

Jika mengingat hal semua itu, jadi teringat dengan lemahnya diri ini ya sahabat. Memegang bara api saja sudah kepanasan, tentu merasakan hawa panas api neraka pasti tidak kuat. Na’udzubillah min dzalik. Maka dari itu, saya ingin sekali mengajak sahabat untu berbuat baik. Fastabiqul khoirat 🙌🏃

Okay kembali ke topik di atas ya, sahabat masalah jodoh sudah Allah atur dan ditulis dalam Lauh Mahfudz. Tergantung mau bagaimana kita menjemputnya, mau yang baik nan halal atau yang buruk dan penuh dosa. Semua itu pilihan sahabat, kalau saya sih tentu milih yang baik ya.

Semoga, sahabat yang belum berjumpa dengan jodohnya segera dipertemukan dengan jodohnya termasuk saya (eh?! Hehe). Selalu istiqomah dalam memperbaiki diri. Aamiin

Bagi yang sudah bertemu dengan jodohnya, semoga tidak lupa perannya dalam berumah tangga. Semoga terus menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warrahmah. Aamiin

Kali ini tulisan saya panjang sekali ya, hehe. Tidak apa-apa kan sahabat, berbagi ilmu kan sebuah kewajiban seorang muslim. Mungkin cukup dulu ya, takutnya nanti malah pada baper. Hehe

Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

0 komentar:

Posting Komentar